Pesawat Seulawah RI-001 adalah simbol sumbangan masyarakat Aceh untuk mendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Pada tahun 1948, Indonesia masih berada dalam masa perjuangan mempertahankan kemerdekaan dari Belanda, dan membutuhkan dukungan logistik serta transportasi udara. Saat itu, pemerintah Republik Indonesia tidak memiliki satu pun pesawat sendiri.

Melihat kondisi tersebut, rakyat Aceh di bawah pimpinan Teuku Markam dan dukungan dari tokoh masyarakat Aceh lainnya melakukan penggalangan dana. Hasilnya, rakyat Aceh berhasil mengumpulkan lebih dari 20 kilogram emas yang kemudian digunakan untuk membeli sebuah pesawat jenis Dakota DC-3 dari Thailand.

Pesawat ini kemudian diberi nama RI-001 Seulawah, dan menjadi pesawat pertama milik Republik Indonesia.

Pesawat ini tidak hanya menjadi alat transportasi biasa, tapi juga digunakan untuk:

‎ ‎ a) Membantu perjalanan para tokoh kemerdekaan Indonesia ke luar negeri.

‎ ‎ b) Membawa perbekalan dan logistik untuk mendukung perjuangan.

‎ ‎ c) Meningkatkan citra Indonesia di mata dunia internasional sebagai negara yang telah merdeka dan berdaulat.

Dengan adanya pesawat RI-001, Indonesia dapat memperkuat posisi diplomatik dalam memperjuangkan pengakuan kedaulatan dari negara-negara lain.

Pakaian adat Aceh sangat beragam dan menunjukkan kebesaran budaya serta pengaruh Islam yang kuat. Berikut beberapa jenis utama:

Linto Baro (Pakaian Adat Pria):

Atasan: Baju Meukasah berwarna hitam, dihiasi sulaman emas.

Celana: Sileuweu, celana longgar dari bahan sutra atau katun.

Aksesoris: Dilengkapi Rencong (senjata tradisional Aceh), Pending (ikat pinggang emas), dan kopiah meukeutop berbentuk kerucut.

Dara Baro (Pakaian Adat Wanita):

Atasan: Baju Kurung panjang dan longgar, dihiasi benang emas.

Bawahan: Kain songket motif Aceh yang disebut Ija Krong.

Aksesoris: Subang (anting), kalung, dan sanggul dihiasi hiasan emas.

Pakaian Pengantin:

Mewah dan berwarna mencolok, sering menggunakan warna merah, kuning keemasan, dan hitam.

Dilengkapi mahkota, selendang songket, dan perhiasan berlapis emas.

Pakaian Gayo dan Alas:

Memiliki perbedaan dari segi motif dan warna. Umumnya lebih sederhana namun tetap penuh makna budaya.

Aceh kaya akan alat musik tradisional yang digunakan untuk upacara adat, pertunjukan seni, dan ritual keagamaan:

Rapai:

Sejenis rebana besar. Digunakan dalam pertunjukan Rapai Geleng, bernuansa Islami. Ada berbagai jenis: Rapai Pasee, Rapai Daboih, Rapai Pulot.

Serune Kalee:

Alat musik tiup tradisional, mirip klarinet. Biasanya dimainkan bersamaan dengan Geundrang dan Rapai.

Geundrang:

Mirip kendang. Digunakan untuk mengiringi tari-tarian dan lagu tradisional.

Rumah adat Aceh disebut Rumoh Aceh, sebuah rumah panggung tradisional yang dibangun dari bahan kayu dengan atap berbentuk limas. Rumah ini biasanya menghadap ke arah timur, mengikuti tradisi Islam yang menghormati arah matahari terbit sebagai simbol cahaya dan kehidupan.

Struktur dan Bagian Rumah:

Seuramoe Keue (Serambi Depan): Digunakan untuk menerima tamu laki-laki dan tempat kegiatan publik. Lantai serambi ini lebih rendah dari bagian tengah.

Tungai (Bagian Tengah): Ini adalah ruang utama tempat anggota keluarga berkumpul dan tidur. Biasanya terdapat kamar tidur anak perempuan di bagian ini.

Seuramoe Likot (Serambi Belakang): Digunakan oleh perempuan untuk aktivitas domestik seperti memasak dan menjahit. Di sinilah dapur berada.

Rumoh Inong: Bagian dalam rumah yang diperuntukkan bagi ibu rumah tangga, tempat menyimpan hasil tenun, pakaian adat, hingga perhiasan.

Keunong: Dapur rumah, biasanya terpisah atau menyatu dengan serambi belakang.

Balee atau Ranup: Tempat menyimpan sirih dan pinang, simbol penghormatan bagi tamu.

Rumah ini tidak memakai paku, tetapi disusun dengan sistem pasak dan tali ijuk. Selain ramah lingkungan, ini membuat rumah tahan gempa — sangat relevan untuk daerah Aceh yang rawan gempa.

Meskipun lebih dikenal dengan tenunan dan songket, Aceh juga memiliki motif batik khas yang mulai dikembangkan sebagai upaya pelestarian budaya:

Motif Rencong:

Terinspirasi dari senjata khas Aceh. Melambangkan keberanian dan kehormatan.

Motif Pinto Aceh:

Berbentuk ukiran pintu khas rumah adat Aceh. Simbol keterbukaan, keramahan, dan nilai budaya.

Motif Bungong Jeumpa:

Bunga khas Aceh yang juga menjadi lambang daerah. Mewakili keindahan dan kelembutan perempuan Aceh.

Motif Pucok Reubong:

Motif tumbuhan khas Aceh, melambangkan pertumbuhan dan harapan.

Batik Aceh biasanya berwarna cerah seperti merah marun, hitam, kuning keemasan, dan hijau zamrud, mencerminkan kebesaran dan semangat rakyat Aceh.

Kuliner Aceh dikenal kaya rempah dan sangat dipengaruhi budaya India, Arab, dan Melayu:

Mie Aceh:

Mie kuning tebal dengan kuah kari kental, biasanya disajikan dengan daging, udang, atau kepiting.

Ayam Tangkap:

Ayam goreng dengan dedaunan seperti daun kari dan pandan.

Kuah Pliek U:

Gulai khas dari sayuran dan kelapa fermentasi, kaya rempah.

Eungkot Paya:

Ikan air tawar yang dimasak dengan rempah khas.