Denyut Nadi dan Langkah

Ketika kami mengecek denyut nadi pada saat ingin jalan menuju bus dari sekolah hingga ke parkiran bus serta pada saat saya duduk di dalam bus hasil pengukuran nadi yang kami dapatkan dalam semenit:

1) Abee Maalik Salahudin = 96

2) Galen Alvian = 96

3) Haikal Sabilah = 60

4) Muhammat Alvito Qutbi =

Kemudian jumlah langkah kaki yang kami hitung dari setibanya di Tugu Api TMII ke anjungan pertama yaitu Aceh adalah sebagai berikut:

1) Abee Maalik Salahudin = 1081 langkah

2) Galen Alvian = 1062 langkah

3) Haikal Sabilah = 1035 langkah

4) Muhammat Alvito Qutbi = 1028 langkah

Terakhir denyut nadi permenit kami saat sampai ke anjungan pertama yaitu Aceh adalah sebagai berikut:

1) Abee Maalik Salahudin = 100

2) Galen Alvian = 100

3) Haikal Sabilah = 69

4) Muhammat Alvito Qutbi = 96

sumpit

Selanjutnya setelah turun dari bus dan berjalan dari tempat anjungan pertama yakni Nangroe Aceh Darussalam. Selain Aceh, kami juga ke anjungan kedua yaitu Kalimantan Barat saya telah melakukan pengamatan dan observasi, kami telah menemukan olahraga tradisional dari Kalimantan Barat.

Ini adalah olahraga tradisional yang sering dilakukan orang zaman dahulu untuk berburu atau memangsa hewan untuk di makan. Senjata itu bernama sumpit yang sudah berisi peluru yang berasal dari Kalimantan Barat, tepatnya suku Dayak. Cara berburunya dengan memasukkan peluru kedalam lubang di dalam sumpit, kemudian berjalan kecil sambil mengendap-endap dan mengarahkan sumpit ke sasaran lalu ditiup kencang hingga peluru tepat mengenai target.

lompat tongkat

Ini merupakan permainan atau olahraga tradisional suku Dayak yang bernama Lompat Tongkat. Permainan ini melibatkan beberapa orang melompat melewati tongkat yang dipegang dan diatur oleh orang lain. Permainan ini mengasah ketangkasan dan keterampilan otak.

Ini adalah olahraga tradisional yang sering dilakukan orang zaman dahulu untuk berburu atau memangsa hewan untuk di makan. Senjata itu bernama sumpit yang sudah berisi peluru yang berasal dari Kalimantan Barat, tepatnya suku Dayak. Cara berburunya dengan memasukkan peluru kedalam lubang di dalam sumpit, kemudian berjalan kecil sambil mengendap-endap dan mengarahkan sumpit ke sasaran lalu ditiup kencang hingga peluru tepat mengenai target.

Setelah melakukan aktivitas fisik tersebut tubuh kami merespon apa yang sudah kami lakukan, tubuh kami merasakan beberapa hal di antaranya:

1) Tubuh terasa lebih hangat karena sirkulasi darah meningkat akibat gerakan fisik.

2) Jantung berdetak lebih cepat, tetapi tetap dalam batas wajar, yang menandakan tubuh sedang bekerja untuk menyuplai oksigen ke seluruh bagian tubuh.

3) Napas menjadi sedikit lebih cepat, namun terasa menyegarkan karena saya juga menghirup udara luar yang segar.

4) Otot-otot terasa aktif, terutama pada kaki dan pinggang, karena banyak digunakan untuk berjalan jauh.

5) Perasaan secara emosional menjadi lebih senang dan puas, karena selain berolahraga, saya juga menikmati pemandangan dan pembelajaran budaya dari setiap anjungan yang dilewati.